Mulai Sering Dibicarakan, Apa bagusnya Yorushika?

Udah lama banget Yorushika berlalu-lalang di industri musik Jepang. Udah lama juga Suarapi buat bahas-bahas ekslusif untuk band yang satu ini.

Yak, Yorushika salah satu alasan penulis buat bikin blog ini muncul kepermukaan ditahun 2019 lalu. Dengan dimulainya Major Album "Dakara Boku wa Ongaku wo Yametta." dikancah musik matahari terbit. Yorushika banyak menerbitkan lagu-lagu yang nge-hits bahkan diluar negeri. Memang sejatinya penulis udah lama sekali kenal band satu ini dari seorang bernama n-buna ketika pertama kali mendengarnya.

Lagu seperti "Meru." sampai "Yoake to Hotaru." pernah juga, kok, penulis dengar sebelum mengenal Yorushika.

Walau penulis cuma kenal Yorushika sebatas band di Youtube dan Spotify aja, lagu seperti "Tada Kimi ni Hare." benar-benar nyantol dikepala penulis dengan erat.

Ketukan nada yang sederhana dengan penambahan seni gitar yang khas bikin telinga terasa dimanja sama band yang satu ini.

Belum lagi suara lembut suis yang macam angin sepoi-sepoi mengiringi alunan musik musim panas yang kental bergaya n-buna.

Dan jangan lupa apresiasi soal Music Video yang menambah cita rasa lagu ini yang berformat musim panas menjadi lebih terasa.

Memang banyak sekali yang mau penulis bahas soal band Yorushika ini, dan karena itu ayok! kita lanjut bahas dibeberapa segmen dalam satu artikel pendek ini.

Duet rasa duel.

Kalo menurut penulis, duo dari Yorushika ini berbeda dari band duo jejepangan lainnya. 

Jika kita tarik garis ke Yoasobi, mungkin kita lebih suka untuk mendengar suara lantunan dari sang penyanyi yang begitu clear buat didengar.

Dan ini sepenuhnya berbeda dengan Yorushika. Bukan berarti Yoasobi adalah band yang jelek, tapi mereka memiliki karakteristik khusus yang menjadikan diri mereka band yang beda dan hebat.

Yap, Yorushika memiliki duo yang saling mengisi jika kita katakan sesuai apa yang dikatakan netizen diluar sana.

Tapi menurut penulis beda! apa yang disuguhkan duo ini lebih seperti duel. Gimana maksudnya?

Jika kita mendengar kembali lagu baru dari Yorushika, yakni "Shayou."

Penulis rasa, n-buna benar-benar mengeluarkan seluruh potensinya dalam lagu ini. Aransemen lagu dan musik begitu berkuasa dalam lagu ini.

Disisi lain suara suis kian tenggelam bersamaan dengan durasi lagu yang kian perlahan mendekati akhir.

Walau tentu, tidak selalu n-buna akan menang dalam lagu-lagunya. Menurut penulis suis juga pernah melakukan epic come back  ketika mereka membawakan "Kaze wo Hamu."

Menurut penulis, suis sungguh menjadi centre dari lagu itu. Penulis juga merasakan kehangatan suara suis dilagu itu.

Gimana cara suis melantukan lirik-lirik itu mirip aliran air yang mengalir, buyarkan fokus nada yang n-buna buat dan membuat pendengar kagum.

Masih ingat dengan jelas komentar-komentar Youtube resmi Yorushika yang penuh dengan apresiasi yang ditujukan kepada suis.

Namun, yang paling favorit ialah dalam lagu "Matasaburo."

Gilaa! intronya keren!! transisi suara suis (dari bridge ke reff) juga bikin bulu kuduk merinding, belum lagi soal komat-kamit suis di koda! Ampuun...

Dimanjain juga sama aransemen gitar tengil milik n-buna yang Argh... untuk kesekian kalinya penulis bakal bilang ini merupakan lagu favorit di duo band Yorushika ini.

Pembawaan Lagu

Nah, seperti yang penulis bilang tadi emang betul pembawaan lagu dari Yorushika ini emang bukan maen!

Kalo kita dengerin lagi lagu "Wasurete Kudasai." beuh! enaknya gila banget!

Intro ke bridge terus ke reff, semua bikin penulis mewek. Bener-bener kita dibikin flashback sama cerita yang dibuat "bang buna".

Kalimat perumpamaannya n-buna juga dibikin dramatis. Suara suis yang nyatu sama lagu itu bener-bener bikin kita melt waktu dengerinnya.

dan, gak bakal afdol jika kita lupain lagu yang satu ini, "Algernon."

Jujur aja penulis butuh waktu lama buat dengerin ulang lagu ini gegara keinget almarhum bapak penulis yang udah ga ada.

bukan mirip dengan kisah soal Flowers of Algernon sih, tapi soal lirik bagian awal reff yang sama nasibnya sama lagu ini.

"Engkau perlahan mulai berubah, sedikit berubah,", "Kita tertidur dengan perlahan, diwaktu yang lama,", "Perlahan kita kan melupa, perlahan lupa," (disclaimer ini translasi kasar penulis jangan percaya :v)

Tapi, dari sini penulis melihat emang lagu Yorushika ini ya emang fleksibel buat diungkapin dibeberapa situasi.

Pertama, untuk bagaimana manusia yang akan dan memang hakikatnya selalu berubah setiap waktunya. Kedua, bagaimana kita memperlakukan seorang yang memberi tanda akan tiada. Ketiga, soal bagaimana sebuah sikap acuh dari seorang pacar yang perlahan berubah dan saling melupakan.

dan yah, lagu ini nggak menjelaskan satu hal saja namun, banyak hal yang terkait soal perubahan hidup seseorang dan mereka (Yorushika) mengeksekusinya dengan benar.

Bisa dibilang lagu dari Yorushika bisa memberi rasa simpati kepada setiap pendengarnya entah itu disituasi A atau disituasi B sekalipun.

Saling Melengkapi

Sebagai salah satu fans yang udah lama dengerin Yorushika, penulis juga setuju jika duo Yorushika ini saling melengkapi satu sama lain.

sumber: ヨルシカ / n-buna Official (Youtube) 

Dengan reputasi n-buna yang memiliki ciri khas musik musim panas sejak kemunculannya didunia vocaloid, suis yang entah darimana memberi nafas sebagai kepingan terakhir penyempurna lagu n-buna.

Lagu dengan impact terbesar yang paling dirasakan banyak orang termasuk penulis sendiri adalah "Ai Nijou." dalam album major pertama Yorushika ditahun 2019.

Dalam lagu itu rasanya seperti bumi berputar. Waktu seperti meninggalkan sebuah kenangan yang berada jauh didalam hati manusia.

Seperti memberi kesimpulan aku mengagumimu, karena itu aku membuat mimpiku yang hanya tentangmu. Tapi, maaf aku harus mengejar mimpiku sendiri bersama air mata yang mengelabui pandanganku.

btw, yang diatas itu cuma anggapan penulis soal perumpamaan lagu "Ai Nijou." dan setiap dari kalian bisa berbeda-beda pendapatnya. (disclaimer lagi ya gaes hehe~)

Soal saling mengisi, yak, duet Yorushika ini seolah seperti,

n-buna    : "hei aku mau jadi taman hiburan, kamu jadi manusianya, mau kan?"

suis         : "ya aku mau jadi manusia!"

n-buna ini memang kayak ngasih sebuah latar yang nantinya diperankan oleh suis untuk diperagakan. Jadi, Yorushika ini bisa diumpamakan panggung teater diband ini.

Ini juga terjadi lagi pada lagu "Aporia." yang belum lama ini dirilis dikanal youtube resmi Yorushika. 

n-buna terasa seperti menggambarkan sebuah pemandangan malam penuh berbintang dipadang sabana yang luas dan dibelah oleh jalan setapak tempatmu berdiri.

Terdengar pula suara semilir angin yang lembut menghampirimu dan itu adalah suara suis yang mendayu-dayu sembari meniup-niup telingamu dengan cepat dan singkat.

dan yah, kedua orang tersebut memenuhi perannya masing-masing.

Penyampaian konsep lagu

Sebagai sebuah band, Yorushika memiliki hal yang unik untuk merilis berbagai lagunya.

Jika ditelaah lebih jauh, apa yang Yorushika rilis selama ini seperti sebuah perjalanan hidup dari seorang artist.

Dimulai dari major album pertama "Dakara Boku wa Ongaku o Yametta." dan "Elma." yang menceritakan Amy dan Elma. Dilanjut soal album "Plagiarism." yang sama soal hal tersebut.

Ditambah lagi soal merchandise yang seperti sebuah peninggalan dan diary dari tokoh cerita tersebut.

Yorushika seperti mengajak pendengar ikut dalam cerita dan membuat pendengar/fans bersimpati dengan karya mereka lebih jauh.

Yang paling baru pada album "Gentou." yang mengapresiasi karya-karya besar yang telah muncul. Ada karya seperti Town Musicians of Bremen, The Old Man and the Sea dan Flowers for Algernon yang sempat sedikit dibahas tadi.

Disini Yorushika bukan hanya mencurahkan hati soal karya tersebut, namun juga mengajak dan mengumpulkan kawan-kawan yang pernah membaca atau tau karya tersebut untuk mencurahkan hati mereka tentang itu.

Fleksibel

Sebagai band yang telah berdiri cukup lama bahkan memiliki ciri khas tersendiri. Dalam sepengetahuan penulis, Yorushika juga luwes dalam bermusik.

Perlu diingat bahwa karya musik dari Yorushika tidak terpaku dilaman Youtube mereka dan juga Spotify. Tapi ada juga karya yang digunakan untuk promosional seperti "Toubou."

Karya yang digunakan untuk promosi manga "Yofukashi no Uta." ini memiliki nada jazz yang kuat. 

Jujur pertama kali denger penulis pikir, bisa juga mereka make genre yang beginian. Ternyata tidak lama berselang "Kaze wo Hamu." muncul dan bikin gempar warganet.

Dikarya selanjutnya ada juga "Miyakoochi." yang harus ada diplaylist utama penulis, dengan nada pop yang asik miliki mereka suis dan n-buna adu centil dilagu ini.



Yang terbaru "Rubato." dan jujur aja lagu ini konyol banget sama konyolnya "Bremen." yang memiliki lirik yang bercanda.


Jujur aja banyak yang masih bisa dibahas di Yorushika, tapi karena bakal panjang sekarang giliran kalian apasih yang bikin kalian tertarik sama Yorushika. Kirim dikolom komentar ya!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan Makna Lirik, The World is Ugly - My Chemical Romance

Istilah atau Jargon dalam Bola Voli

Apa Bedanya Proliga sama Livoli?